Thursday, January 21, 2010

Membawa nama Indonesia di ajang Rally Dakar

Rally Dakar 2010 baru saja selesai, panggung perayaan yang digelar di area Rural pada hari Minggu tanggal 17 Januari yang lalu meninggalkan gegap gempita kegembiraan luar biasa untuk rakyat Argentina. Untuk pertama kali dalam sejarah olahraga otomotif Argentina, 2 (dua) bersaudara Marcos dan Alejandro Patronelli keluar sebagai juara pada salah satu kategori kendaraan yang dilombakan dalam Rally Dakar ini, yaitu Quad, jenis motor dengan roda 4 setelah menempuh jarak sekitar 9000 km. Gubernur Buenos Aires, Daniel Scioli menyatakan dengan bangga bahwa kemenangan Patronelli bersaudara ini merupakan peristiwa bersejarah melengkapi berbagai kejuaraan dalam dunia olahraga yang dicapai Argentina.

Rally Dakar atau Rally Paris-Dakar, dimulai dari Paris ke Dakar di Afrika dan sudah dikenal dunia selama 30 tahun, tetapi sejak setahun yang lalu dengan berbagai alasan antara lain soal keamanan di Afrika, maka dipindah beralih ke wilayah Amerika Latin. Sekarang Rally ini menempuh wilayah Argentina dan Chili, tetapi tetap mempertahankan reputasinya sebagai ajang reli paling ganas di dunia, berhari-hari melewati gurun pasir yang panas, jalanan berbatu dan terjal, jalan berpasir tebal, jalan tanah berdebu, dll. Direncanakan memakan waktu sekitar 17 hari, dimulai secara resmi di panggung besar yang terbentang di tengah kota, di jalan 9 de Julio pada hari Jumat tanggal 1 Januari 2010 disaksikan sekian ribu orang suporter dan anggota keluarga penggemar otomotif. Jenis kendaraan yang ikut Rally Dakar kali ini adalah Mobil, Truk, Quad dan Motor dan dengan mudah dapat dilihat berbagai jenis kendaraan dengan merk yang sudah terkenal di dunia, dibawakan oleh pereli yang sudah punya reputasi dunia juga.

Kasih Hanggoro

Dikenal sebagai penggiat olahraga otomotif Indonesia, dosen Universitas Budi Luhur, sekaligus Ketua Badan Pelaksana Harian Yayasan Budi Luhur. Pengalaman bergelut dengan dunia otomotif punya sejarah panjang. Malang melintang menjadi Wakil Ketua Harley Davidson Owner Group (HOG) membuatnya sudah banyak menjalani berbagai medan di Indonesia, bahkan sampai menjajal ke Malaysia, Kamboja, Thailand, Tibet, Australia, Perancis dan berbagai negara-negara di Eropa.

Sebagai mantan pembalap kelas Retro Touring Car musim 2009, Kasih Hanggoro punya tekad membawa nama Indonesia ke ajang Rally Dakar. Ada keinginan untuk membuktikan pada dunia internasional bahwa Indonesia juga mempunyai pembalap yang bisa ikut ambil bagian pada Rally paling bergengsi di dunia ini.

Belum pernah ada pembalap Indonesia yang ikut dalam Rally Dakar 'Single Seater Car' yaitu mobil bertipe satu tempat duduk. Kasih Hanggoro menggunakan mobil 'McRae' milik tim ProDakar, satu tempat duduk, berarti tanpa navigator, dan akan dipandu oleh GPS. Namun GPS dalam olahraga ini berbeda karena sistem perintahnya berdasarkan angka-angka. Ini berarti dibutuhkan konsentrasi tinggi untuk bisa menjalani perintah dengan benar dan sampai ke tujuan yang sudah ditetapkan. Mobil ini tergolong mobil baru yang dirancang khusus untuk Rally Dakar, dan sebelumnya sudah pernah dicoba di kawasan berpasir di Perancis Selatan. Di pintu mobilnya tertulis angka 360 menunjukkan nomor urut semua mobil dimulai dari 300 sampai 440.

Sebagai satu-satunya orang Indonesia yang ikut bergabung menjadi bagian dari kelompok McRae dari Belanda, di atas panggung Kasih Hanggoro berteriak lantang 'INDONESIA!' sambil mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada acara pelepasan yang diliput sekitar 180 siaran TV dan 300 wartawan yang akan menyiarkan ke seantero dunia.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, pada tahun 1989-1990 pernah tercatat pereli Indonesia Tinton Suprapto bersama Dali Sofari dan Richard Hendarmo berpartisipasi pada Rally yang masih disebut Paris-Dakar, namun mereka gagal, sulit untuk bisa menaklukkan lintasan gurun pasir Afrika yang berhawa panas.

Dan sekarang, meski Kasih Hanggoro belum dapat mengikuti Rally sampai selesai, nama Indonesia tercatat satu dari sekian ratus pereli dunia dan membawa pulang kenangan serta pengalaman yang sangat berharga yang diharapkan dapat diaplikasikan pada dunia otomotif di Indonesia kelak.




** Special photo credit ALEJANDRO PAGNI/AFP/Getty Images